BUKITTINGGI– Bentuk kepedulian dan perhatian Wali Kota Erman Safar terhadap masa depan generasi muda, Pemko Bukittinggi kembali menerapkan muatan lokal di tahun ajaran 2023/2024 bagi siswa SD dan SMP di Kota Bukittinggi.
Pembelajaran muatan lokal itu berupa Pendidikan Karakter Budaya Alam Minangkabau (PKBAM), dan Program Unggulan Pendidikan Bukittinggi (PUPB) seperti Akidah Akhlak, Fiqih, Bahasa Arab, dan Sejarah Nabawiyah.
“Alhamdulillah, tahun ajaran 2023/2024 ini merupakan tahun kedua pelaksanaan muatan lokal PKBAM dan PUPB di Kota Bukittinggi. Peserta didik kita berikan tambahan materi belajar untuk mengisi dada dan pikiran mereka dengan agama dan nilai nilai adat budaya, ” kata Wali Kota Bukittinggi Erman Safar.
Dikatakannya, penambahan materi muatan lokal bagi pelajar SD dan SMP ini merupakan salah satu program unggulan Bukittinggi Hebat di bidang pendidikan. Program ini sejalan dengan visi dan misi Pemko Bukittinggi yakni menciptakan Bukittinggi Hebat yang berlandaskan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
Dalam pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ini ujar Erman Safar, Pemko Bukittinggi berkolaborasi dengan niniak mamak, tokoh adat, bundo kanduang, cadiak pandai, dan tokoh agama.
Para pemuka adat dan agama ini langsung menjadi guru tamu untuk memberikan materi muatan lokal PKBAM seperti kato nan ampek, sumbang duo baleh, panitahan, dan materi adat lainnya.
Sedangkan untuk PUPB, pelajar diberikan materi tentang keagamaan seperti aqidah akhlak, fiqih, bahasa arab dan sejarah Islam.
Dengan program yang digagas ini, para pelajar dibekali ilmu agama dan ilmu adat istiadat dari usia dini.
Baca juga:
Bukittinggi Masuk Lima Besar Terbaik JIK
|
“Penambahan materi muatan lokal tersebut pada prinsipnya untuk membekali peserta didik dengan adat dan agama, sekaligus untuk melestarikan kearifan lokal yang tentunya akan bermanfaat dan menjadi bekal bagi mereka dimasa depan, ” ucap Erman Safar,
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bukittinggi Herriman, melalui Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Hendri mengatakan, pembelajaran muatan lokal PKBAM dan PUPB di Kota Bukittinggi sudah dimulai sejak tahun ajaran 2022/2023.
Proses pembelajaran PKBAM ini dilaksanakan oleh guru kelas sebagai guru pengampu, dan ditambah dengan guru tamu sebagai tenaga ahli yang didatangkan dari unsur Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM), bundo kanduang, dan tokoh adat lainnya.
Sedangkan untuk PUPB dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah dengan mendatangkan guru tamu sebagai tenaga ahli. Guru tamu tersebut ada dari unsur Alim Ulama, DAI, Ustadz dan Ustadzah.
“Untuk PKBAM lebih banyak materi adat dan budaya, karena dasar landasannya adalah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Sedangkan PUPB landasannya kepada Syariat Islam yaitu Syarak Basandi Kitabullah. Jadi, PKBAM lebih banyak adatnya dan PUPB lebih banyak keagamaan, ” ujar Hendri.
Menurut Hendri, pembelajaran muatan lokal dan PUPB telah dilaksanakan oleh sekolah negeri dan swasta se Kota Bukittinggi. Cuman untuk support anggaran guru tamu baru untuk sekolah negeri saja. Sedangkan untuk sekolah swasta anggarannya dilimpahkan kepada sekolah yang bersangkutan.blank
Untuk anggaran guru tamu ini berasal dari APBD Bukittinggi melalui DPA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, yang kemudian dimasukkan ke rekening sekolah masing masing.
“Tahun ini anggaran kita untuk guru tamu PKBAM dan PUPB tingkat SD dan SMP itu lebih kurang sebesar 1, 2 miliar lebih, dan tahun 2023 lalu sekitar 1, 4 miliar. Tahun 2024 ini merupakan tahun kedua pelaksanan PKBAM dan PUPB di Kota Bukittinggi.” ujar Hendri.
Dijelaskannya, pembelajaran muatan lokal PKBAM dan PUPB ini telah dimulai sejak Januari 2022. Namun pada 2022 tersebut pembelajarannya belum memakai guru bantu sebagai tenaga ahli. Pada Januari 2023 baru didatangkan guru bantu ke sekolah, dan berlanjut di tahun 2024 ini.
“Alhamdulillah program pembelajaran muatan lokal PKBAM dan PUPB yang digagas oleh Wali Kota Erman Safar ini dinilai cukup bagus dan berjalan efektif. Program ini dapat membentuk karakter dan mental anak sesuai falsafah Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah, ” ujar Hendri.
Ia melihat, dengan adanya pembelajaran PKBAM di sekolah, anak anak peserta didik sudah mengenal kembali tentang adat dan budaya Minangkabau, baik itu secara materi maupun secara karakter. Begitu juga dengan PUPB, dimana anak anak lebih banyak mendapatkan materi keagamaan dan praktek praktek ibadah lainnya.
Diakuinya tujuan utama dari penambahan muatan lokal PKBAM dan PUPB ini adalah untuk pembentukan karakter adat dan nilai nilai budaya, serta pembentukan karakter agama bagi peserta didik.
“Anak anak sekarang kalau kita ibaratkan dengan satu gelas air putih yang kemudian diteteskan tinta hitam seperti pengaruh internet, medsos dan hal negatif lainnya, maka akan menodai air putih itu menjadi hitam. Artinya, yang harus kita lakukan adalah dengan memperbanyak air putih tersebut agar tinta hitam itu hilang dan tidak kelihatan. Untuk itu perlu kita tanamkan nilai nilai adat, budaya dan agama kepada peserta didik agar mereka tidak terjerumus pada efek negatif akibat perkembangan teknologi tersebut, ” tutur Hendri.
Ia menambahkan, penyusunan kurikulum PKBAM DAN PUPB ini untuk menunjang visi misi Wali Kota Bukittinggi Erman Safar. Karena salah satu wujud dari Pendidikan Bukittinggi Hebat adalah pendidikan yang berlandaskan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.
“Untuk pembelajaran PKBAM jenjang SD dan SMP dilaksanakan satu kali seminggu selama 2 jam pelajaran. Sedangkan untuk PUPB juga dilaksanakan satu kali seminggu selama 3 jam pelajaran untuk jenjang SD, dan 4 jam pelajaran untuk jenjang SMP, ” tutur Hendri.
Kapala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Bukittinggi Heru Triastanawa mengatakan, pembelajaran muatan lokal PKBAM dan PUPB yang sudah berjalan dua tahun di Kota Bukittinggi, dinilai sangat efektif sekali untuk pembinaan karakter anak anak, terutama dalam bidang adat dan budaya.
“Alhamdulillah program pendidikan karakter yang dirancang Pemko Bukittinggi dibawah kepemimpinan Erman Safar selaku Wali Kota dan H. Marfendi selaku Wakil Wali Kota, dapat dirasakan manfaatnya oleh anak anak kita. Melalui program ini peserta didik dapat mengetahui adat dan budaya serta tradisi - tradisi yang ada di Bukittinggi, ” ujar Heru.
Khusus untuk muatan lokal PKBAM ini ulas Heru, materi diberikan oleh guru tamu dari lembaga adat, bundo kanduang dan wanita kurai. Diantara materi yang diberikan itu adalah masalah adat istiadat, tata krama atau penanaman nilai nilai karakter.
blank
“Kalau kita lihat di lapangan, implementasi program ini disekolah sudah mencapai lebih kurang 98 persen. Sejauh ini tidak ada kendala dalam penerapannya, ” tutur Heru yang juga merupakan salah seorang guru tamu PKBAM.
Terpisah, Kepala SMPN 6 Kota Bukittinggi Tuti Yamila Sari Dewi mengatakan, semenjak adanya program Pemko Bukittinggi terkait dengan muatan lokal PKBAM dan PUPB, banyak manfaat yang dirasakan oleh pihak sekolah, terutama bagi siswa yang dulunya mereka kurang tahu atau kurang memahami tentang budaya Minangkabau, sekarang mereka sudah tahu, karena siswa mendapatkan ilmu itu langsung dari tokoh adat yg didatangkan sebagai guru tamu.
“Para siswa mulai memahami dan bisa mengaplikasikan materi yg mereka terima itu dalam kehidupan sehari hari, seperti materi tentang sumbang 12. Kemudian dengan adanya pembelajaran PUPB, siswa kami juga mendapatkan ilmu yang sama dengan sekolah agama atau sekolah Islam terpadu, ” ujar Mila.
Ia berharap dengan adanya program Pemko Bukittinggi ini, generasi muda lebih peduli dengan budaya dan adat Minangkabau serta dapat menjaga kearifan lokal dan tentunya menjadi generasi religius dan berbudaya.(**).